SABAR DAN IKHLAS
Hallo.. kali ini saya akan
mendefinisikan arti dari sabar dan ikhlas menurut saya dan juga pengalaman saya
mengenai sabar dan ikhlas.
Sabar
adalah suatu kondisi dimana kita mendapat sebuah musibah/cobaan/ujian dalam
kehidupan kita mengenai semua hal yang berhubungan dengan semuanya dan kita
hanya bisa pasrah, mengelus dada dan mengucap banyak istigfar (karena saya
muslim jadi istigfar adalah kata yang harus terucap jika musibah menghampiri
kita).
Pengalaman
pribadi saya, saat SD, SMP saya sering sekali diejek/diceengin sama teman-teman
sekolah karena badan saya yang kurus dan tinggi seperti lidi. Hal ini
sebenarnya benar-benar membuat saya marah dan kesal bukan hanya sekali dua kali
tapi mereka mengejek saya berkali-kali. Mau membalas mengejek? Saya tidak bisa.
Mau berkelahi? Saya tidak bisa. Jadi yang saya lakukan hanya mengelus dada
(sabar) sambil mengucap istigfar berharap ejekan itu lambat laun akan
menghilang sendirinya. Saat masuk SMA tidak ada lagi ejekan itu mungkin karena
pola pikir kita saat itu sudah dewasa dan tidak lagi mengungkapkan kekurangan
seseorang. bercanda sih masih, ejek-ejekan juga masih namun sudah dalam batas
wajar dan tidak menimbulkan perasaan jengkel orang yang bersangkutan. Tapi…. Dari
semua itu hal yang membuat saya senang, setiap reunian SD dan SMP sayalah orang
yang selalu diingat karena julukan ‘lidi’ yang menempel dengan saya hehe..
Selanjutnya
Ikhlas, sebenarnya arti kata ini menurut saya sangat luas, berhubungan dengan
hati yang lapang dada menerima kekurangan yang ada, ataupun ketika ada musibah
yang menghampiri karena ikhlas dan sabar adalah dua kata yang erat kaitannya
dan saling terhubung.
Pengalaman
pribadi saya, pernah sewaktu itu saya lupa tepatnya. Saya baru saja dibelikan
sebuah handphone oleh ayah saya. Handphone yang ada kameranya, bisa memutar music,
bisa internetan, yaa saat itu mungkin itu handphone yang diimpikan banyak orang
dan cukup membuat teman-teman saya iri hehe.. tapi memilikinya tidak
berlangsung lama, karena kecerobohan saya, saya menghilangkan handphone
pemberian ayah saya sewaktu pulang sekolah, saya ingat sekali handphone itu
saya taruh dikantong celana sebelah kanan saya, pasti terjatuh di jalan ketika
saya menggowes sepeda saya. Saat tersadar saya berusaha mencarinya, menelusuri
setiap sudut jalanan yang telah saya lalui sebelumnya tapi tidak ketemu, saya
takut pulang dimarahi ayah, tapi saya mau kemana kalau tidak pulang jadi saya
memberanikan diri untuk pulang dan benar saya saat ayah pulang saya dimarahi
dan tidak diberikan handphone pengganti katanya untuk pelajaran. Dan saya
belajar mengikhlaskan handphone itu mungkin memang sudah rezeki untuk yang
menemukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar