Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dengan mengucap
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya hingga saat ini masih diberikan nikmat sehat wal’afiat dan dapat
menyelesaikan makalah ini, akan tetapi dalam rangka menyusun makalah ini Saya
pribadi meminta pembaca dibukakan pintu maaf apabila ada kesalah dalam
penulisan, dan Kami juga meminta para pembaca mengkritikan atau saran untuk
membangun diri Kami yang kurang akan ilmu pengetahuan agar lebih baik lagi
kedepannya.
Sekian dari Saya terima kasih Anda sudah
membaca makalah yang Saya susun ini mudah-mudahan bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan Anda.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
Ilham Dwi Nugroho
Manusia sebagai makhluk sosial
Dalam kehidupan sehari-hari
kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika anda pergi ke kampus atau ke
tempat lain, tidak bisa dengan seenaknya berpakaian menurut kehendak anda
sendiri. Anda ahrus tunduk dan patuh terhadap peraturan di dalam masyarakat.
Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa
melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk
sosial, juga di karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan social (social need) untuk hidup
berkelompok dengan orang lain . Seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau
kepentingan masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman denganorang
kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung mencari teman sesama
artis.
Manusia dikatakan juga
sebagai mahluk sosial karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia
kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir, ia memerlukan
pertolongan manusia lain. Beda dengan hewan, jerapah misalnya, ketika
binatang ini lahir hanya dalam beberapa menit saja ia sudah bisa berdiri tegak
dan berjalan mengikuti induknya. Karena untuk mempertahankan dirinya hewan di
bekali insting. Insting atau naluri adalah sesatu yang sejak lahir, yang
diperoleh bukan memalui proses belajar. Manusia berbeda dengan hewan,
untuk mempertahankan hidupnya dia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki
manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir misalnya, ia hanya bisa memiliki
insting menangis. Bayi lapar maka ia akan menangis dan saat bayi sedang pipis. Namun
potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup
dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus
belajar dari manusia lainnya.
Cooley berpendapat bahwa
looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama,
seseorang mempunyai presepsi mengenai pandangan orang lain
terhadapnya. Tahap kedua, seseorang mempunyai presepsi mengenai penilaian
orang lain terhadap orang lain terhadap penampilannya. Tahap ketiga, seseorang
mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain
terhadapnya itu.
Contohnya : seseorang cenderung memperoleh
nilai rendah misalnya 5 atau 4 dalam ujian-ujian semesternya, misalnya bahwa
para guru di sekolahnya menganggapnya ia bodoh. Ia merasa pula bahwa karena ia
dinilai bodoh maka ia kurang di hargai para gurunya. Karena merasa kurang di
hargai, siswa tersebut menjadi murung. Jadi disini perasaan diri sendiri
seseorang merupakan pencerminan diri penilaian orang lain (looking-gass self).
Salah satu peranan
dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori george herbert mead.
Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku mind, self, and society
(1972), mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui
interaksi dengan anggota masyarajat lain. Menurut mead pengembangan diri
manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap play stage, tahap game stage,
dan tahap generalized other.
Ø Play stage =
seseorang mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya
atau bisa disebut tahap meniru.
Ø Game stage = anak
tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah
pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia
berinteraksi.
Ø Generalized other =
seseorang diangap telah mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain
dalam masyarakat.
Sosialisasi merupakan
proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar
berbicara mengenai bentuk-bentuk sosialisasi. Seperti sosialisasi setelah
masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
Ø Light et al. (1989 : 130)
mengumumkan bahwa setekah sosialisasi dini yang dinamakan sosialisasi primer
kita jumpai sosialisasi sekunder.
Ø Berger dan luckmann (1967) mendefinisikan
sosialisasi primer = sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil
melalui mana ia menjadi anggota masyarakat
Sedangkan sosialisasi
sekunder mereka mendefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan
individu yang telah disosialisasikan kedalam sektor baru dari dunia objektif
masyarakatnya. Sosialisasi perimer berakhir apabila konsep tentang orang
lain pada umumnya telah berentuk dan tertanam dalam kesadaran
individu. Karena manusia adalah mahluk sosial, mereka berinteraksi dengan
yang lain tidak selamanya interaksi itu berjalan dengan baik, terkadang
menimbulkan hal-ha lain yang negatif.Sifat-sifat negatif yangs sering
ditampilkan itu disebut prasangka (lrejudice).
Prasangka merupakan suatu
istilah yang mempunyai berbagai makna. Namun dalam kaitannya dengan hubungan
antar kelompok istilah ini mengacu pada sikap permusuhan yang ditujukan
terhadap suatu kelompok tersebut mempunyai ciri-ciri yang tudak
menyenangkan. Orang yang berprasangka bersifat tidak rasional dan berada di
bawah sadar sehingga sukar diubah meskipun orang yang berprasangka tersebut
diberi penyuluhan.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena beberapa
alasan, yaitu :
1.
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial
2.
Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
3.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4.
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi
kebutuhan sendiri. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi,
dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Meskipun dia mempunyai
kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Dapat
dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk social.
DAFTAR
PUSTAKA
http://sosiologi.upi.edu/artikelpdf/gotongroyong.pdf
http://setya-wa2n.blogspot.com/2012/09/manusia-sebagai-mahluk-sosial.html